ngabuburit bahasa malaysia artinya — Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh makna bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Selama satu bulan penuh, umat Muslim melaksanakan ibadah puasa yang dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Di Malaysia, Ramadan selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Melayu karena selain sebagai bulan suci, juga menjadi momen yang penuh dengan kebersamaan dan kebahagiaan.
Salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Melayu di Malaysia selama Ramadan adalah menunggu waktu berbuka puasa bersama-sama.
Kegiatan ini dikenal dengan istilah “bersungkei” atau “bersungkaian”.
Ngabuburit Bahasa Malaysia Artinya Apa?
Menurut kepercayaan masyarakat Melayu, kegiatan ini dapat mempererat tali silaturahmi dan memupuk rasa kebersamaan di antara sesama umat Muslim.
Kegiatan bersungkei dimulai beberapa saat sebelum waktu berbuka puasa tiba.
Saat itu, masyarakat Melayu biasanya berkumpul di masjid atau di tempat-tempat khusus yang disediakan oleh pemerintah atau masyarakat setempat untuk menunggu waktu berbuka.
Di sana, mereka akan melakukan aktivitas yang dikenal dengan istilah “ngabuburit” atau “menunggu berbuka puasa”.
Kegiatan ngabuburit ini beragam, ada yang sederhana dan ada juga yang lebih seru dan menghibur.
Beberapa kegiatan yang biasa dilakukan adalah membaca Al-Quran, berdzikir, atau bahkan berdiskusi tentang berbagai topik yang menarik.
Selain itu, masyarakat Melayu juga sering menyajikan makanan dan minuman ringan seperti kurma, kolak, atau bubur kacang hijau untuk menemani ngabuburit.
Saat waktu berbuka tiba, kegiatan ngabuburit akan diakhiri dengan doa bersama dan pembagian takjil atau hidangan ringan untuk memulai berbuka puasa.
Setelah itu, masyarakat Melayu akan melanjutkan kegiatan berbuka puasa bersama-sama di masjid atau di rumah-rumah mereka.
Kegiatan bersungkei atau bersungkaian di Malaysia memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Melayu.
Selain sebagai momen untuk menunggu waktu berbuka puasa, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan sosial dan kebersamaan di antara masyarakat setempat.
Dalam situasi pandemi seperti saat ini, masyarakat Melayu masih melaksanakan kegiatan ini namun dengan tetap mematuhi protokol.
itulah ulasan dari karyaadalahdoa semoga bermanafaat!